Modal Bismillah dan Dua Batang Rokok ke Kongres IPNU di Cirebon

Cirebon – Kongres IPNU XIX dan IPPNU XVII Kempek tidak hanya bercerita mengenai peresmian pembukaan yang dibuka oleh Presiden RI, Joko Widodo. Atau bercerita mengenai gagasan-gagasan kedepan bahkan berbicara mengenai bakal caketum.

Di balik kegemilangan kongres, ada kisah menarik dari salah satu perwakilan PC IPNU Kab. Tulang Bawang Lampung. Rekan Kamil  dijumpai saat ngopi bersama tim redaksi pilar, sabtu (22/12) ia menceritakan kisahnya, bagaimana ia dapat sampai ke cirebon untuk menghadiri kongres ini.

Rekan berumur 19 tahun itu adalah kelahiran di Madura Jatim dan berdomisili di Tulang Bawang Lampung, yg sedang menempuh pendidikan semester 1 di STAI Tulang Bawang. Di IPNU sendiri ia menjabat sebagai wakil 1 PC IPNU Tulang Bawang. Ia sempat bercerita bagaimana keadaan PC IPNU disana.

PC IPNU Tulang Bawang atau yang biasa disebut PC IPNU Tuba pernah vakum selama 2 tahun. Saat Kamil menjabat, keadaan PC IPNU masih sangat lemah, dikarenakan keadaan PAC ataupun Komisariat dan Ranting yang kurang terstruktural.

“Kemungkinan saya akan turun ke PAC saja, karena tahun depan InsyaAllah di kecamatan saya akan dibentuk kepengurusan PAC, jadi saya pengen membangun PAC yang baik dulu di kecamatan saya, sehingga nanti dapat berkembang ke kecamatan lain, sehingga menjadi PC Tuba yang baik dan terstuktur” ujarnya.

Di Kongres IPNU-IPPNU Kempek Cirebon ia datang bersama rombongan bus PW IPNU Lampung, yang diisi kurang lebih 150 orang. Ia sangat bersyukur dapat sampai di cirebon dengan selamat. Karena pada saat sebelum keberangkatan, ia dan teman-teman pengurusnya kesulitan dalam hal finansial.

Dengan bermodal keyakinan yg kuat, ia dan teman-temannya berusaha serta bersungguh-sungguh untuk bisa berangkat ke Cirebon. Ia kemudian mencoba menghubungi senior-senior IPNU dan Alumni dengan menyodorkan proposal kongres. Akhirnya ia mendapat respon dari alumni. Ia menceritakan kegelisahannya kepada senior alumni tentang keinginannya untuk ikut serta di kongres IPNU yg ke XIX tersebut.

“Saya bisa ngasih kamu dan teman-temanmu biaya trasport, cuma sebelum itu, kamu datengin para senior alumni yang lain. Saya pengen lihat kesungguhan kamu, sampai mana usaha kamu demi ngikut acara kongres IPNU ini” kata salah satu senior alumni yang pertama kali dikunjunginya.

Dari situlah dengan tegas Kamil menyanggupi tantangan itu. Ia lalu mencoba mengubungi alumni-alumni lain. Ia silaturrahim sekaligus sowan para senior alumni. Senior demi senior sudah ia kunjungi. Kemudian ia bertemu dengan salah satu alumni, dan alhamdulillah, dari beliau ia dapat biaya transport yang cukup untuk mengikuti acara tersebut. Ia langsung mengubungi alumni yang pertama bahwa ia telah mendapatkan biaya transport.

“Oh yaudah, Alhamdulillah, nanti uang yang dari saya bisa digunakan untuk makesta dan pelantikan” tutur beliau via telepon.

Biaya tersebut kemudian langsung diserahkan semuanya kepada Ketua PC-nya. Ia hanya meminta agar biaya perjalanan dan makan sudah dimasukkan dalam anggaran tersebut.

“Saya kesini itu hanya bermodal Bismillah dan dua batang rokok mas, gak bawa uang sepesiar pun, gak nyangka saya bisa nyampek di Cirebon, dan ikut kongres ini. Dan saya yakin, berkhidmat di NU itu pasti berkah, banyak kawan, banyak saudara. Buktinya kita bertemu disini sarasa sudah melebihi dari saudara, seperti keluarga sendiri” pungkasnya sambil menetek rokok. (AS/AMF)