Alumni IPNU Sematkan Pesan untuk Kongres 2018

Cirebon – Setelah kongres IPNU XIX dan IPPNU XVIII resmi dibuka, sabtu (22/12). Kegiatan kongres kembali dilanjutkan dengan berbagai agenda diskusi, salah satunya adalah agenda Temu Alumni IPNU-IPPNU yang mengangkat tema “Learn For Yesterday, Life for Today, Hope for Tomorrow”.
Kegiatan ini berlangsung pada pukul 20.00 WIB di Hall utama Kongres IPNU XIX dan IPPNU XVII di Ponpes KHAS Kempek, Cirebon Jawa Barat. Menghadirkan tiga tokoh alumni yang turut berperan penting dalam nguri-uri organisasi IPNU-IPPNU pada masanya menjadi narasumber.
Ketiga tokoh tersebut adalah Dr. H. Ahmad Umar, MA, Direktur Kurikulum Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK), Dr. H. M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA, Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, dan mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) IPNU, Idzy Muzayyad, M. Si, yang sekarang menjadi Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Masing-masing tokoh diberikan kesempatan 20 menit untuk berbagi cerita dan memberikan motivasi. Dr. H. Ahmad Umar, MA menuturkan bahwa kesuksesan masa depan bukan ditentukan oleh apa yang ada pada saat ini, tetapi ditentukan oleh kesungguhan dalam menggali potensi diri untuk menyongsong masa depan.
Beliau menambahkan sekarang ini terjadi gejala kurang baik yang melanda putra putri Indonesia yaitu rendahnya daya baca. Meskipun minat baca sangat tinggi namun daya bacanya rendah. Karena dengan membaca itulah kita bisa melihat jendela dunia.
“Kalau pelajar NU sudah tidak rajin membaca, (lalu) yang dibuka hanya Android, Google, (itu) sangat disayangkan bagi IPNU-IPPNU sebagai generasi penerus ulama NU, karena ulama NU terdahulu tidak hanya membaca, tapi juga bisa menulis” Pungkasnya.
Selanjutnya, Dr. H. Asrorun Ni’am Sholeh, MA juga menambahkan bahwasanya IPNU-IPPNU adalah kelompok kepentingan atau interest group. Kepentingannya yaitu mengadvokasi kepentingan subjektif pelajar Indonesia pada umumnya dan pelajar NU secara khusus.
“Di Kabupaten, Kota ada anggaran pendidikan, pastikan anggaran pendidikan itu dimanfaatkan secara optimal untuk kader-kader IPNU-IPPNU. Kalau ada kebijakan yang tidak sensitif terhadap kepentingan kita, sampaikan secara bijak, datang ke DPRD, lakukan penelaahan, kalau perlu bikin draft Perda untuk kepentingan yang bisa secara subjektif memberikan keuntungan kepada komunitas pelajar NU secara khusus, dan pelajar Indonesia secara umum”. Tambahnya.
Kemudian menyambung dua narasumber sebelumnya, Idzy Muzayyad, M. Si menegaskan bahwa fungsi IPNU-IPPNU sebagai organisasi kader adalah recruitment, pemberdayaan, dan pendistribusian kader.
“Dimanapun antar kader IPNU-IPPNU harus saling support, saling dukung dengan potensi yang ada dimanapun. Karena dengan begitu, maka lingkaran kaderisasi IPNU-IPPNU akan berjalan secara otomatis, yaitu recruitment, pemberdayaan, dan pendistribusian kader”.
Beliau juga mengajak kepada seluruh kader IPNU-IPPNU untuk mengingat dan meneladani kebaikan dan kehebatan tokoh-tokoh terdahulu. (AS/AMF)