Cirebon – Mauidhoh Hasanah merupakan puncak dari acara Pembukaan Kongres IPNU XIX dan IPPNU XVII di Pesantren Kempek Cirebon, Sabtu (22/12). KH. Musthofa Aqil Siradj, masyayikh pondok KHAS Kempek Cirebon dimintai panitia untuk menyampaikan mauidhoh khasanah beserta membuka rangkaian kongres.
Di dalam mauidhoh hasanahnya beliau mengungkapkan banyak hal, salah satunya yaitu tentang peranan pesantren hari ini. Pesantren merupakan salah satu produk kiai yang relevan hingga saat ini.
Dulu pesantren menjadi lembaga pendidikan yang dimarjinalkan, tidak diakui, bahkan dianggap sebagai lembaga pendidikan liar. Namun sekarang justru menjadi alternatif pendidikan bahkan satu-satunya pendidikan alternatif yang sukses.
“Sekarang pesantren di Indonesia berjumlah 22.800 Pesantren”. Ujar beliau.
Jumlah tersebut merupakan representasi bahwasanya pesantren benar-benar lembaga pendidikan yang serius dalam menggarap dunia pendidikan. Belum dihitung berapa jumlah santri yang sedang mengenyam pendidikan di pesantren.
Selain pesantren, produk kiai NU yang populer di kalangan masyarakat umum yaitu Halal bihalal dan istighosah. Halal bihalal dimulai sejak 1957 yang digagas oleh KH. Wahab Hasbullah yang mana hingga hari ini masih dilaksanakan oleh berbagai kalangan, bahkan sampai di istana negara. Begitu juga istighosah walaupun baru 36 tahun, namun sekarang sudah ramai diadakan dimana-mana.
Produk-produk yang dilahirkan oleh kiai NU sangat berpengaruh di masyarakat, bahkan dapat menjadi ladang rizki untuk orang NU sendiri maupun orang selain NU, seperti jasa haji dan umroh yang anggotanya rata-rata NU. Bus pariwisata yang tak pernah sepi karena adanya ziarah ke makam wali, yang merupakan tradisi orang NU yaitu ziarah kubur.
Sebelum menutup mauidhoh, beliau berpesan kepada seluruh peserta kongres IPNU-IPPNU agar tidak melupakan pesantren, dan kiai-kiai NU. Karena disanalah lahir kader penerus bangsa yang berwawasan Ahlussunah wal jamaah yang mampu diandalkan di masyarakat. (AMF/AS)
Leave a Review