Dua Siswi Kudus Persembahkan Medali Emas Dalam Ajang AISEEF

Pelajar Kudus – Berbekal keresahan saat mempelajari materi Bab Haji pada mata pelajaran Fiqih kelas VIII. Syatta Imtiyaaz Thuvaila dan Dea Maulina Zukhrufa, siswi MTs NU Banat Kudus rebut juara Internasional dalam ajang Asean Innovative Science Environmental Enterpreneur Fair (AISEEF).

“Alhamdulillah, senang sekali dikasih kesempatan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI). Banyak sekali ilmu dan pengalaman baru yang kita dapat,” ungkap Dea saat di wawancarai pelajarkudus.com

Siswi yang masih duduk di bangku kelas VIII itu menjelaskan bahwa sebelum mengikuti AISEEF, dirinya dan Syatta terlebih dahulu mengikuti lomba Indonesian Young Scientist Association (IYSA), Malasyia Innovation Invention Creativity Association (MIICA), dan International Music Science Energy and Engineering Fair (IMSEF).

Ajang perlombaan yang diikuti oleh 450 peserta delegasi 20 Negara di Asia, Eropa dan Amerika ini merupakan perlombaan yang bergerak dalam inovasi pengembangan lingkungan. Menurut Syatta, alasan mengangkat Bab Haji sebagai materi adalah sulitnya memahami jika hanya membaca. Bab Haji  perlu dikemas dengan kemasan yang menarik agar lebih mudah dipahami.

Setelah melalui riset dan pengembangan, mereka membuat inovasi untuk mengenalkan Ibadah Haji dengan game animasi berjudul ‘Game of Hajj’. Proses pembuatan Game of Hajj memerlukan waktu 2 bulan. Dimulai dari pembuatan proposal, mengumpulkan materi – materi tentang haji, konsep animasi sampai uji coba aplikasi.

“Untuk pengumpulan materi haji, kita dibantu 2 guru pembimbing dari madrasah yang mengajar pelajaran fiqih,” tambah Syatta.

Setelah pengumpulan materi dirasa sudah cukup, mereka mulai mengerjakan Game of Hajj dengan bantuan guru dan siswi SMK Raden Umar Said Kudus.

“Saat pengerjaan animasi dan cooding, kita datang ke SMK Raden Umar Said dari proses tahap awal pengerjaan sampai finishingnya,” jelas Dea.

Di dampingi orang tua saat wawancarai, Nujumul Laily ibunda dari Syatta mengatakan, untuk proses pengerjaan mereka datang ke sekolah dan SMK Raden Umar Said. Tak kalah penting, Syatta dan Dea sering berkoordinasi menggunakan zoom meeting.

“Gambaran dari game ini, kita memilih materi Haji yang akan kita pelajari. Setelah dipelajari, diakhir kita dihadapkan dengan beberapa quiz sebagai uji coba pemahaman terhadap materi tersebut,” papar Syatta.

Usai mempersiapkan materi dan aplikasi, tahapan selanjutnya yang mereka ikuti adalah perlombaan. Dimana, mereka mengirimkan aplikasi Game of Hajj terlebih dahulu, kemudian dilanjut dengan presentasi menggunakan bahasa inggris, mengingat lomba ini tingkat internasional.

“Setelah perlombaan selesai, jarak antara waktu lomba sampai pengumuman, selama 4 hari. Saat hasil lomba diumumkan saya nggak nyangka dapet Gold Medalist dan Special Awards dari AISEEF,” kesan Syatta.

Terlepas dari hal tersebut, ibunda Syatta menyampaikan, kesuksesan orang tua adalah ketika anaknya lebih sukses dari dirinya. Orang tua harus mendukung dan mengarahkan bakat dan keahlian yang dimiliki anak. Sehingga lebih mudah dan maksimal untuk mengantarkan anak menuju kesuksesan.

“Kami sangat bangga atas prestasi yang diraih ananda Syatta dan Dea. Kami juga berterimakasih dan mengapresiasi perjuangan mereka berdua,” tutup Hj. Sholichah salah satu guru pembimbing di akhir wawancara.

 

Reporter : Aizzatun, Nuha dan Alfie

Editor : Khasan Sumarhadi