Antisipasi Paham Radikalisme dan Degradasi Moral, Pelajar Istimewa adakan Padang Bulanan

Padang Bulanan PAC IPNU Bersama IPPNU Gebog. [Dok. Media Pelajar Istimewa]

Pelajar Kudus. – Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU – IPPNU Gebog bersama Pimpinan Ranting IPNU – IPPNU Kedungsari, mengadakan kegiatan Padang Bulanan pada hari Jumat, 15 Juli 2022. Acara Padang Bulanan sendiri merupakan acara rutin yang diselenggarakan PAC IPNU – IPPNU Gebog setiap sebulan sekali yang di dalamnya berisi mauidho khasanah dan maulid nabi. Acara Padang Bulanan ini di selenggarakan secara bergantian di setiap Pimpinan Ranting se-Kecamatan Gebog, dan pada bulan ini diadakan di Ranting Kedungsari yang bertempat di Masjid Hidayatul Insan, Kedungsari.

Acara yang dimulai pada malam hari tersebut diiringi dengan rebana kolosal IPNU IPPNU se-Keamatan Gebog. Serta turut mengundang Kiai Syaifuddin, S. Pd. sebagai pengisi mauidloh khasanah.

Dalam sela – sela sambutannya, Ahmad Alfan Maulana, Ketua Pimpinan Anak Cabang IPNU Gebog menyampaikan bahwa kader – kader IPNU serta IPPNU untuk harus memahami secara jelas ideologi yang mereka pegang. Di antaranya yakni Aqoid Seket.

“Temen – temen harus memahami secara jelas yang Namanya Aqoid Seket. Sekarang sudah banyak paham – paham yang sudah mulai menyerang ke pedesaan. Ketika rekan serta rekanita yang mana notabenenya adalah aktivis – aktivis di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama maupun Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama´ Ketika kalian ditanya tentang akidah kalian, Ketika kita ditanya tentang ideologi kita sendiri kita tidak bisa menjawab, Lalu bagaimana teman – teman kita yang tidak mengikuti organisasi semacam ini Aqoid Seket itu adalah merupakan pegangan dari kita, landasan bagi kita, untuk mengetahui. Untuk mengenal siapa tuhan kita, siapa nabi kita. Maka dari itu hukumnya wajib bagi temen – temen yang aktif di IPNU sampai IPPNU untuk memahami serta mengamalkan Aqoid seket”, tuturnya.

Ketua PAC IPNU Gebog Menyampaikan Sambutan. [Dok. Media Pelajar Istimewa]
Hal yang serupa juga diutarakan oleh Kiai Syaifuddin selaku pengisi mauidloh khasanah pada acara tersebut. Beliau menjelaskan untuk tidak mempelajari akidah secara instan.

“Kita punya wacana ilmiah. Makanya nanti kita menggunakan pola pikiran kita jangan salah. Jangan kita langsung selalu dalam mencari Aqidah, atau dalam kita mempelajari agama Islam itu secara instan. Kabeh kepingin instan. Kabeh pengen dikuasai. Ini kalau seperti ini nanti kita akan salah dalam memilih jalan”, jelasnya.

Dalam hal ini beliau mencontohkan para mahasiswa yang ingin belajar Islam secara keseluruhan dengan cepat namun akhirnya salah jalan.

“Karna para mahasiswa ini pengen mempelajari Islam secara all, Secara keseluruhan dengan cepat. Maka akhirnya salah jalan. Kenapa Karna dia kepingin pembuktian – pembuktian nalar – nalar, dan akhirnya apa? Akhirnya dia terbawa ikut dalam aliran – aliran yang tidak benar.”, terangnya.

Beliau juga menambahkan bahwa generasi IPNU serta IPPNU dalam mempelajari ideologinya juga harus mempunyai dasar – dasarnya, tidak hanya karna faktor mengikuti nenek moyangnya. Melainkan sebagai generasi NU, dalam mempelajari ajaran Ahlussunnah wal Jamaah IPNU – IPPNU tidak hanya mengikuti nenek moyang saja, tetapi juga memiliki dasar – dasar.

 

Penulis : Wifqul

Editor : Nuhayaus Aunila

https://pelajarkudus.com/