Pelajar Kudus – 24/06/2022, Manusia diturunkan ke muka bumi boleh Allah dengan dua tujuan, yang pertama adalah Khalifah, manusia adalah mahkluk paling sempurna yang diberi tugas untuk menjadi seorang pemimpin. Potensi pemimpin disini adalah minimal menjadi pemimpin di keluarga masing-masing. Kedua, Manusia sebagai khalifah Allah memiliki dimensi sosial horizontal yang kuat dalam mengenal, memikirkan, dan memanfaatkan alam dan seisinya demi kebaikan dan ketinggian derajat manusia itu sendiri. Sementara sebagai Abd Allah, manusia lebih berdimensi vertical yakni segala perilaku dan ucapan akan dipertanggungjawabkan kepada sang pencipta, sebagaimana pertanggung jawaban seorang hamba kepada tuannya.
Keberadaan manusia sebagai khalifah Allah dan Abd Allah itu menempatkan makhluk lelaki dan perempuan dengan keistimewaanya masing-masing dalam satu posisi yang sejajar. Kesejajaran itu terdapat dalam kewajiban melakukan amal shaleh, amar ma’ruf nahi munkar serta balasan atas perbuatan yang dilakukan. Selanjutnya, masyarakat yang ideal tersebut dikenal dengan Mabadi Khaira Ummah.
Pelajar merupakan aset bangsa yang diharapkan menjadi penerus kepemimpin bangsa dan negara, sehingga diperlukan adanya sebuah wadah tersetruktur dan berjenjang yang bisa mengakomodir mereka dan dijadikan tempat untuk menempa dan mengaktualisasikan diri.
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ (IPPNU) merupakan organisasi berbasis pengkaderan yang mengakomodir seluruh pelajar, santri, mahasiswa dan remaja mulai dari tingkat ranting, komisariat sampai tingkat pusat. Semenjak awal berdirinya (saat konferensi Besar Maarif NU tahun 1954), organisasi IPNU dan IPPNU dimandatkan sebagai garda terdepan kaderisasi di tubuh Nahdlatul Ulama. Kaderisasi sejatinya adalah upaya mendidik seorang (kader) untuk dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin ilmu, sehingga ia memiliki kemampuan diatas rata-rata pada orang umumnya.
Suatu Organisasi apapun sudah pasti membutuhkan kaderisasi, karena dengan adanya kaderisasi organisasi akan mampu dalam menghadapi perkembangan zaman. Oleh karenanya, kaderisasi menjadi sesuatu hal yang wajib dan mutlak untuk dilaksanakan pada setiap organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).
Melihat hal tersebut, kami pun memandang bahwa tugas berat didepan mata akan selalu diemban oleh mereka para Pelajar Nahdlatul Ulama ini atau lebih dikenal dengan IPNU dan IPPNU. Kita ketahui bahwa di Nahdlatul Ulama pun masih terdapat pengkaderan misal PKP NU (Pelatihan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama), MKNU (Madrasah Kader Nahdlatul Ulama) dan lainnya. Tetapi itu semua akan merujuk ke regenerasi kader penerus Nahdlatul Ulama itu sendiri. Disinilah letak peran penting IPNU IPPNU. Sebagai organisasi sekaligus badan otonom di NU sendiri yang bidang garapannya adalah para pelajar, santri dan para generasi muda tentunya memiliki daya tarik sendiri sehingga munculah istilah bahwa IPNU dan IPPNU adalah “Kawah Candradimuka” nya NU itu sendiri.
Dari sisi inilah kami yang harus digarap dengan serius dan hati-hati. Bagaimanakah value dari IPNU dan IPPNU itu sendiri dengan mereka para generasi milenial ini (diluar mereka para santri yang berada di pondok pesantren, karena mereka aman karena masih ada para Kiai dan Masyaikh diponpes tersebut yang masih berperan besar terhadapnya). Tetapi, diluar sana masih banyak sekali pelajar-pelajar NU yang belum memiliki dasar berorganisasi yang kuat, bervisi dan berideologi moderat NU. Sehingga lewat Kaderisasi di IPNU dan IPPNU itulah semuanya akan kami wujudkan. Memang berat dan susah, tapi ada istilah “Kaderisasi Harga Mati”. Maka, sudah jelas bahwa marwah kaderisasi ini tak boleh diselewengkan dengan sengaja dan tanpa aturan yang jelas.
Sebagai bagian dari badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang bergerak di ranah pelajar santri, IPNU dan IPPNU bisa dikatakan menjadi gerbang utama kaderisasi di tubuh NU. Artinya IPNU dan IPPNU sebagai organisasi pengkaderan mempunyai tugas penting dalam mengawal dan mencetak kader-kadernya. Maka dari itu, IPNU dan IPPNU harus mempunyai strategi dalam melakukan kaderisasi untuk membentuk kader yang mampu memahami visi, misi dan ideologi dari sebuah gerakan dalam organisasi yakni Ahlussunnahwaljamaah. Sehinngga akan muncul kader-kader yang loyal dan tangguh dan militan yang diharapkan mampu menjawab tantangan bangsa serta tujuan utama suatu pergerakan akan dapat survive disepanjang zaman.
Biasanya dalam kaderisasi kita hanya berfokus pada kaderisasi formal saja yang meliputi MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota), LAKMUD (Latihan Kader Muda) dan LAKUT (Latihan Kader Utama) untuk meneruskan estafet perjuangan di organisasi. Namun selesai dari mecetak kader-kader yang militan kita juga perlu mengembangkan skill yang dimiliki kader-kader. Oleh sebab itu kita juga perlu berfokus kepada kaderisasi non formal seperti DIKLATINPEL (Diklat Instruktur dan Pelatih) dan juga LATINPEL (Latihan Instruktur dan Pelatih)
Oleh sebab itu sebagai seorang pemimpin sekaligus pelajar yamg akan menghadapi tantangan dimasa kini dan akan datang, maka kami optimis bahwa disamping tantangan pasti ada peluang walaupun itu hanya seperti sehelai daun yang jatuh pasti akan kami maksimalkan dengan maksi sesuai dengan tupoksi sesuai dengan kebutuhan yang ada. Berpijak dari situasi itulah Pimpinan Cabang IPNU IPPNU Kabupaten Kudus melaksanakan Latihan Instruktur dan Pelatih (LATINPEL) kaderisasi non formal untuk membentuk pemimpin organisasi dan gerakan sosial dengan harapan akan muncul kader-kader yang kuat secara ideology dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta mampu menangkal segala bentuk isu-isu yang mampu mengikis jati diri bangsa yang kami kemas dengan sebuah tema yaitu “Build Character To Be Better”.
Penulis : SMI
Editor : Pelajar Putri Kudus
Leave a Review