Pelajar Kudus – Rabu (22/09) IPNU-IPPNU Kudus menyampaikan tentang problematika pendidikan di era pandemi Covid-19, antara lain tentang efektivitas pembelajaran di kala Pandemi. Dengan hal ini juga kami menyampaikan keluhan serta keresahan yang berada di tengah masyarakat.
Khususnya tentang sistem pembelajaran daring yang mengakibatkan adanya ketertinggalan sistem pendidikan khususnya di lingkup sekolah dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang kurang efektif dinilai dari beberapa aspek yang ada.
Dalam hal ini menimbulkan dampak psikologi dan kebiasaan baru yakni ketergantugan dengan gadget, banyak diantaranya tidak memperhatikan mengenai pembelajaran. Tetapi cenderung asyik dengan gadget tanpa memperhatikan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Dengan ini dalam hal psikologi dan juga kepribadian anak mengalami kelambanan dalam pola berpikir dikarenakan tidak adanya interaksi antara teman sebaya dan juga guru sebagai pembimbing tentang pembelajaran yang ada. Apalagi dalam pembelajaran ini anak bahkan tidak mendapatkan pendidikan karakter dengan semestinya.
Ketua IPNU Kudus menyampaikan bahwa dari IPNU-IPPNU Cabang Kudus menanyakan kepada Iswahyudi selaku perwakilan Disdipora adakah langkah yang akan dibuat untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran SD/MI, beliau menjelaskan bukan ranah saya untuk menanggapi hal itu dan juga beliau akan menyampaikan kepada Kepala Disdikpora.
“Kami menyampaikan hal ini dikarenakan banyaknya problematika didalam Pendidikan di era pademi, khususnya di SD/MI sehingga kami menyampaikan kepada Disdikpora dan mendorong untuk melakukan sebuah upaya agar problematika tersebut dapat teruraikan dan kualitas pendidikan ditingkatkan sehingga tidak ada efek jangka panjang khususnya siswa tingkatan SD/MI,” ujar Felik Afifudin
Dari perwalikan Disdikpora Kudus mengakui kalau sistem pembelajaran pada saat daring khususnya kurang efektif dalam perihal aspek tersebut. Beliau juga menyampaikan akan menerima adanya laporan tersebut dan akan disalurkan kepada Kepala Disdikpora untuk ditindak lanjuti.
Harapanya Waka Jaringan Pesantren dan Sekolah apa yang disampaikan bisa disikapi dan ditindaklanjuti perihal ketertinggalan sistem pembelajaran yang ada demi kemajuan sistem pendidikan yang ada. Mengingat sistem pembelajaran kali ini mengunggunakan sistem Hybrid.
“Menyikapi hal tersebut IPNU-IPPNU Kudus membuat suatu Program kerja Bernama konco sinau untuk dikhususkan kepada SD/MI. Adanya konco sinau, yang merupakan reflek dan efek dari itu menjadikan kontribusi kepada masyarakat khususnya dibidang pendidikan dan sekarang telah 36 titik yang merupakan komunitas yang ada dari Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kudus kedepanya,” tutur Ali Muzaqi
Reporter : Vava Ariella Aufa Azura
Leave a Review