Abu Zayd Al Balkhi: Cendekiawan Kitab dan Pelopor Kesehatan Mental

Abu Zayd Al Balkhi - Cendekiawan Muslim Pelopor Kesehatan Mental [Doc/Tirto.id]

Abu Zayd Al- Balkhi, atau yang memiliki nama asli ahmad ibn sahl. Beliau lahir pada tahun 848 M atau 235 H di Syamistiyan yang dimana sekarang berada pada bagian Afganistan. Ayahnya Abu Balkhi ini, merupakan seorang guru di sebuah taman kanak kanak. Dan di masa mudanya, Al- Balkhi ini pergi ke baghdad selama 8 tahun untuk mencari ilmu syariah. Dan pada saat itu pula ia bertemu dengan Abu Yusuf Ya’qub Ibn Ishaq Al- Kindi, yang kemudian berguru kepadanya. Pada masa itulah Al Balkhi memulai dasar pengembangan kajian keilmuan berikutnya.

Abu Zayd Al-Balkhi adalah cendekian muslim yang ahli dalam bebagai bidang yaitu seperti geografi, kedokteran, teologi, politik, filsafat, puisi, sastra, tata bahasa arab, astrologi, astronomi, matematika, biografi, etika, sosiologi dan lain sebagainya. Abu Zayd Al- Balkhi memiliki banyak sekali karya yang tidak pasti jumlahnya, dimana dalam kitab “Mu’jam Al- Udaba” disebutkan bahwa Abu Zayd Al- Balkhi ini memiliki lebih dari 55 karya dari beberapa disiplin ilmu pengetahuan. Namun, pada buku “Mahmud Misri” disebutkan bahwa jumlah karya Dati Al- Balkhi ini yaitu kurang lebih 64 buku. Namun meskipun begitu banyak karyanya, yang sampai pada kita dimasa sekarang yaitu hanya 2 kitab. Yaitu kitab Suwar Al-Aqalim yang membahas georafi dan kitab masalih al abdan wal anfus yang membahas di bidang psikolog.

Pelopor Kesehatan Mental

Abu Zayd Al- Balkhi ini merupakan seorang cendekian muslim yang ada pada abad ke- 9 Masehi, yang multitalenta dalam berbagai bidang. Seperti kemampuannya dalam menulis dua materi dalam satu karya yang sistematis, dapat membuatnya dikenal sebagai pelopor awal kesehatan mental. Yang dimana pada dulunya lebih banyak yang menbahas kesehatan fisik daripada kesehatan mental. Ia menuliskan dalam kitabnya Mashalih Al-Abdan wal-Anfus, yaitu membahas topik topik yang berkaitan dengan menjaga kesehatan badan dan menjaga kesehatan jiwa.

Kitab Mashalih al-Abdan wal-Anfusk terdiri dari dua bagian yaitu Mashalih al-Abdan yang berisi 14 bab dan Masalih Al-Anfus yang berisi 8 bab. Yang dimana pada bab satu dalam bagian Mashalih Al- Abdan ini menjelaskan tentang batasan kebutuhan tubuh dan manfaat yang diperolehnya. Dan pada bab dua, yaitu menguraikan tentang permulaan dari hakikat atau sifat dan penciptaan manusia, dan perkembangan dari anggota anggota tubuh. Dan di bab tiga, menjekaskan tentang tempat tinggal, air dan juga udara. Dan pada bab keempat, menjelaskan tentang suhu dingin. Dan di bab kelima, menjelaskan tentang mengolah makanan. Dan bab keenam, mengelola minuman. Dan bab ketujuh, mengatur pencahayaan. Bab delapan pengaturan tentang waktu tidur. Dan pada bab kesembilan mengatur tempat air pemandian. Dalam bab kesepuluh, membahasa tentang pengaturan ventilasi. Dan pada bab kesebelas yaitu mengatur tentang olahraga. Dan di bab kedua belas membahas tentang gerakan dalam olahraga. Dan di bab ketigabelas yaitu membahas tentang pendengaran. Dan di bab terakhir pada Mashalih Al- Abdan mengatur tentang pemulihan kesehatan.

Sedangkan, pada bagian kedua atau Masalih Al-Anfus, di bab satu yaitu membahas tentang jumlah kebutuhan dalam mengelola jiwa. Dan pada bab kedua yaitu membahas tentang mengatur pemeliharaan kesehatan jiwa. Dan di bab ketiga yaitu membahas tentang pengaturan dalam pemulihan keseahtan jiwa yang sakit. Dan paa ab keempat yaitu membahas tentang pengklasifikasian dan pembatasan tentang gejala psikologis. Dan di bab kelima yaitu membahas tentang pengelolaan dalam meredam emosi. Dan bab keenam yaitu membahas tentang menghilangkan rasa keluh kesah dan depresi. Dan pada babterakhir dalam masalih al- anfus yaitu membahas tentang cata mengatasi keresahan hati dan mengatur kata hati.

Dapat dikatakan bahwa pembahasan Al-Balkh sangat komprehensif. Hal tersebut dikarenakan beliau dapat membahas dua pokok bahasan yang berbeda dalam satu karya yang sistematis. Apalagi beliau adalah pelopor pertama kesehatan jiwa, dimana psikiatri dan kesehatan jiwa merupakan cabang ilmu kedokteran. Dan pada waktu yang sama, ia juga dapat memetakkan dan mengklasifikasi dari cabang lain, misalnya gambaran yang komprehensif tentang klasifikasi faktor-faktor  penyebab gangguan psikologis. Menurut klasifikasi ini menurut penyebab gangguan psikologis, antara lain: faktor psikologis dan perkembangan, faktor sosial dan lingkungan, dan faktor utama yang berkaitan dengan kembalinya beberapa gangguan mental. Yang dimana hal tersebut dapat berdampak pada fisik, yaitu seperti phobia dan kecemasan.

Dalam bab tentang pemeliharaan kesehatan fisil, Al- Balkhi ini menggunakan metode pengetahuan yang ringkas dan jelas. Seperti yang terkandung dalam prinsip prinsip umum dalam ilmu kesehatan. Prinsip umum tersebut yaitu seperti, pemeliharaan kesehatan lingkungan, pemeliharaan perumahan yang sehat, dan juga sanitasi air dan udara. Maka dari itu, perlunya untuk menentukan standar kualitas di semua area lingkungan dan memanfaatkan area itu untuk mencari solusi dalam memastikan kepatuhan terhadap kesehatan lingkungan.

Dan dalam bab menjaga jiwa, Al- Balkhi ini mengatakan bahwa orang yang menghadapi masalah mental itu sama halnya mengalami masalah fisik. Namun gejala gejala psikologis ini lebih alami bagi manusia, dan oleh karena itu kesehatan mental ini wajib dijaga. Dan tidak hanya itu, kita juga diwajibkan untuk menjaga emosi kita dari ledakan. Dari hal tersebut, kita dapat mengetahui bahwa  kesehatan jiwa dan kesehatan fisik itu saling berhubungan. Al- Balkhi ini mengadopsi ukuran kesehatan jiwa dengan apa yang biasa disebut dengan strategi. Dimana dalam strategi ini dibagi menjadi dua bagian. Pada bagian pertama yaitu strategi dari luar diri, atau bergantung pada bantuan dokter. Dan untuk bagian kedua, itu bergantung pada jiwa diri sendiri, jadi kita tahu bagaimana menjaga dan melidungi jiwa kita sendiri.

Dan untuk model pengobatan atau psikoterapi Al- Balkhi yaitu seperti dalam pengobatan phobia, Al- Balkhi ini menawarkan pengobatan terapi. Tidak seperti orang pendahulunya yang dimana phobia dianggap sebagai gejala melankonis yang harus sembuhkan dengan obat obatan. Dan untuk terapi yang dijelaskan oleh Al- Balkhi ini sangat mirip dengan teknik terapi perilaku modern. Dalam naskahnya, Al Balkhi ini melakukan terapinya, yaitu dengan sistem bertahap melatih indra dan jiwa mereka dengan menigkatkan paparan objek yang ditakutinya. Yang dimana, Al Balkhi, menyebut metode pengobatan ini, “Reyadat Al- Nafs” yang memiliki arti latihan.

Al- Baklhi ini mengklasifikasikan jenis depresi menjadi 3, antara lain yang pertama yaitu depresi normal atau kesedihan biasa. Dan untuk yang kedua, yaitu ada depresi endogen, yang dimana depresi ini  berasal dari dalam tubuh. Dan yang terakhir yaitu ada depresi reaktif, yang faktor penyebabnya yaitu dari luar tubuh. Maka dari itu, orang yang sehat wajib untuk selalu memiliki pikiran dan perasaan yang sehat pula. Jadi keseimbangan antara pikiran dan tubuh itu sangat diperlukan, karena jika tidak seimbang antara keudanya maka akan menyebabkan penyakit.

Menurutnya, konsep kesehatan individu dan kesehatan mental sangat erat kaitannya dengan kesehatan mental. Beliau adalah orang pertama yang berhasil mempelajari berbagai penyakit yang memiliki hubungan langsung antara tubuh dan jiwa, sebagaimana diapresiasi dalam bukunya Masalih al-Abdan wa al-Anfus (Kesehatan Jiwa dan Tubuh). Al-Balkhi sering mengkritik para dokter pada masanya karena selalu berfokus pada penyakit fisik dan mengabaikan kesehatan mental dan penyakit kejiwaan pasien. Dia berpendapat bahwa karena struktur manusia terdiri dari fisik dan spiritual, keberadaannya tidak dapat dikatakan lengkap tanpa terjalinnya jiwa dan tubuh. Selain itu, dia juga berkata bahwa “Ketika tubuh sakit, jiwa kehilangan banyak kemampuan kognitif dan tidak dapat merasakan kegembiraan hidup.” Di sisi lain, “ketika jiwa sakit, tubuh kehilangan kesenangan hidup, bahkan tubuh bisa sakit.”  Pemikirannya seperti inilah yang tertulis dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, seperti dalam surah Al- Baqoroh ayat 10.

 

Kontributor : Fia Aulia Infazhah (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)

Editor : Afsana Maulida