Di Tahun 2023 ini, berbagai dinamika pelajar seperti bullying, kesehatan mental, tawuran, pergaulan pelajar dan kekerasan marak terjadi. Hal ini seolah – olah membuat jantung pendidikan berhenti berdetak. Pelajar yang dinilai akan menjadi penerus bangsa, namun ternyata memiliki sikap yang tidak ada batasnya. Sekolah yang seharusnya memberikan rasa aman dan nyaman kepada pelajar serta membantu dalam pembentukan karakter pelajar justru menjadi tempat tumbuhnya perilaku tidak baik. Seperti perundungan dan perilaku lain yang membuat psikis, emosional, etika, dan adab pelajar menurun. Seperti yang telah terjadi belakangan ini, problematika perundungan pelajar SMP disalah satu provinsi jawa barat membuat kaget. pasalnya pelajar SMP yang seharusnya fokus belajar, malah melakukan aksi perundungan.
Menurut Kali S. Trzesniewski , Perundungan adalah perilaku agresif yang berniat untuk melukai, merendahkan atau mengintimidasi orang lain secara terus-menerus. Pada umumnya, bentuk perilaku perundungan dapat dilakukan melalui fisik, verbal, dan mental atau psikologis. Perilaku perundungan melalui fisik, meliputi tindakan menampar, menginjak kaki, meludahi, menghukum, melempar dengan barang, meludahi, dsb. Perilaku perundungan melalui verbal meliputi makian, hinaan, menjuluki, meneriaki, menuduh, menyebarkan gosip, dan lain sebagainya.
Menurut Ketua Pimpinan Cabang IPPNU Kudus, Nurya Shinta, perundungan bisa terjadi di lingkungan masyarakat, sekolah, keluarga, bahkan dari diri sendiri. Anak yang berada di dikeluarga bermasalah atau sering disebut broken home cenderung akan mencari perhatian kepada orang lain, baik melalui kegiatan yang positif maupun negatif. Adanya trauma masa lalu yang mendorongnya melakukan aksi bullying terhadap siapa saja termasuk temannya sendiri. Kepercayaan diri yang berlebih juga berakibat bahwa dirinya merasa paling bisa dan dapat semena-mena melakukan hal yg dia bisa dan inginkan.
Akibatnya, korban memiliki ganggun psikologis, cemas, dan takut untuk percaya diri dan bergaul disekolah maupun masyarakat, sulit percaya orang lain, dan bisa mengalami penurunan prestasi. Sedangkan pada pelaku memiliki dampak pada gangguan emosi yang cenderung naik turun, berisiko menjadi pecandu alkohol, berisiko menjadi pelaku kekerasan dalam lingkungan sosial maupun rumah tangga (KDRT), dan sulit menerima nasihat dari siapapun.
Dalam upaya pencegahan perundungan pelajar, dengan bantuan seorang guru, kita bisa menciptakan rasa persahabatan, .persahabatan, Pemberdayaan siswa untuk prososial, aktif, dan berprestasi, dan membangun komunikasi efektif pada siswa.
Pentingnya Organisasi Untuk Pelajar
Organisasi memberikan kesempatan kepada para pelajar untuk belajar dan mengembangkan diri menemukan (passion)nya. Karena didalam organisasi terdapat pelatihan maupun kegiatan yang positif yang bisa menguatkan percaya diri, mental, dan pastinya memberi wawasan serta pengalaman baru sebagai pegangan atau acuan pelajar. Karena ilmu – ilmu organisasi tidak diajarkan didalam ruang kelas sekolah. Hal ini disampaikan oleh Ketua Pimpinan Cabang IPPNU Kudus, Nurya Shinta tentang pentingnya organisasi untuk pelajar sebagai generasi muda penerus bangsa.
“Organisasi memberi ruang dan wadah pelajar untuk berekspresi dan berkreasi dalam pengembangan diri pelajar,” jelasnya.
Organisasi juga berperan penting terhadap pencegahan perundungan yang terjadi dikalangan pelajar dan bisa mengajak pelajar untuk menolak keras adanya perundungan. Dengan memberikan pemahaman tentang perundungan dan pencegahannya serta mensosialisasikan, menggalakkan statement tolak bullying secara serentak, serta bersinergitas dengan berbagai macam pihak baik itu pemerintah, bahkan termasuk pelajar itu sendiri.
Dengan berorganisasi, pelajar bisa mengisi waktu luang dengan hal bermanfaat, baik untuk dirinya sendiri, organisasi maupun pihak pihak yang bersangkutan. Dan pelajar bisa memilih antara yang baik/buruk, yang bermanfaat/merugikan.
Say No to Bullying !!!
Penulis : Endhar R
Editor : Himma
Leave a Review