Kiprah Juang KHR Asnawi Pasca Kemerdekaan

KHR Asnawi ialah sosok ulama yang masyhur di kota Kudus, lahir di Desa Damaran Kudus pada tahun 1861. Raden Asnawi merupakan putra dari pasangan suami istri H. Abdullah Husnin dengan R. Sarbinah. Konon bapak dari Raden Asnawi menurut karya Minan Zuhri (1983) dijelaskan bahwa bapaknya merupakan pedagang konveksi tergolong terbesar di Kudus waktu dulu. Kemudian diketahui bahwa KH. Raden Asnawi merupakan keturunan ke VI dari KH. Mutamakin seorang wali atau tokoh yang dikeramatkan di Desa Kajen Margoyoso. Sekaligus keturunan yang ke XII dari Sunan Kudus (Raden Ja’far Sodiq) yang merupakan salah satu dari walisongo yang dipersarehkan di Kabupaten Kudus.

Nama Raden Asnawi diberikan Ketika sudah melaksanakan ibadah haji yang ke III, sebelum itu Namanya yaitu Raden Ahmad Syamsi. Raden Asnawi juga mempunyai nama lain yaitu Raden Iyas yang didapat setelah melaksankan ibadah haji yang pertama, dan nama ini yang terkenal di negeri Mekah Saudi Arabia. Selanjutnya Raden Asnawi adalah sebutan nama yang tersebar dan terkenal dikalangan santri dan Masyarakat luas menurut Minan Zuhri (1983).

KH. Raden Asnawi mencurahkan seluruh waktu hidupnya untuk kemaslahatan umat islam. Sejak belia, dirinya sudah berfokus pada menuntut ilmu-imu agama. Saat tumbuh mendewasa, beliau mendirikan Lembaga Pendidikan dan menghabiskan hidupnya dengan menulis banyak kitab. Pada 1927, Raden Asnawi mendirikan pondok pesantren Raudlatuth Tholibin di Kudus, Jawa Tengah. Kepada santrinya ia tidak hanya mengajarkan ilmu agama. Mental mereka juga ditempa agar memiliki jiwa patriotik dalam melawan penjajah. Tidak heran apabila Raudlatuth Tholibin kerap menjadi incaran sekutu. Beberapa kali, Raden Asnawi dikenakan hukuman denda oleh pemerintah kolonial karena pidato-pidatonya dinilai berbahaya bagi tatanan kolonial Hindia Belanda.

Dilansir dari radarkudus.com, atas Jasa dan Perjuangan beliau. Usalan KH. Raden Asnawi sebagai pahlawan nasional digaungkan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ketua DPC PKB Kudus Mukhasiron telah berdiskusi dan meminta izin kepada pihak keluarga ulama’ yang menggagas berdirinya Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU). Dia berharap, agar prosesnya nanti diberi kelancaran. Dengan penganugrahan gelar pahlawan kepada KHR. Asnawi, generasi muda bisa makin mengetahui Sejarah atau kiprah ulama yang menciptakan salawat Asnawiyah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

 

Penulis: Jabar, Zidan

Editor: Maulida