LESBUMI, Wadah Kesenian yang Harus Eksis

Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama Kudus gelar acara bertajuk “Kembang Kanthil”. Para seniman dan pelajar NU se-kabupaten Kudus dikumpulkan di halaman kantor Pengurus Cabang NU Kudus, Jumat Malam (17/05).

Istilah “Kembang Kanthil” diambil dari bahasa jawa yaitu nama suatu bunga, kalau daalm bahasa Indonesia disebut bunga cempaka. Salah satu penggagas kegiatan ini, Dwi Syaifullah menerangkan bahwa istilah kembang kanthil memiliki makna “berkembang kanthi laku tansah kumantil”.

“Kembang Kanthil akan menjadi kegiatan pementasan rutin Lesbumi yang dilaksanakan selapan (35 hari) sekali, secara bergiliran di sembilan kecamatan yang ada di Kudus”.

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Kudus, Drs. H. Asyrofi Masyitho, Sekretaris PC NU Kabupaten Kudus, Dr. H. Kisbiyanto, Ketua Lesbumi Kudus, H. Akhwan SH turut hadir dalam kegiatan ini.

Tidak hanya itu, Seniman lokal seperti Jesy Segitiga, H. Soleh Lesus, dan musisi Aldino Ghozali juga ikut memeriahakan kegiatan tersebut.

Malam itu H. Asyrofi Masyitho mengatakan, meskipun ia bukan seniman, tapi ia selalu terobsesi dengan seni. Ia meyakini bahwa warga Kudus pada umumnya dan warga NU Kudus khususnya memiliki potensi besar untuk menjadi pekerja seni, orang yang memproduksi karya seni, namun potensi ini sepenuhnya belum bisa terakomodir.

Ia juga bercerita, dulu sewaktu ia masih duduk di DPR, ia pernah mengusulkan untuk merenovasi gedung yang ada di kecamatan Bae menjadi 3 lantai. Lantai satu dibangun pertokoan, untuk memasarkan karya seni masyarakat Kudus. Lantai dua untuk perkantoran, dan lantai tiga untuk pementasan seni.

Setiap satu minggu akan dilaksanakan pementasan seni agar warga Kudus dan para pengunjung atau peziarah dari luar kota dapat mampir sejenak menikmati kesenian kota Kudus, tapi hal ini belum bisa diwujudkan.

“Seni tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, orang seni itu jiwanya halus dan tidak kaku. Pendahulu kita, Walisongo. Ketika menyebarkan agama Islam juga dengan pendekatan seni dan budaya. Saya berharap semoga melalui lesbumi kesenian di Kudus dapat eksis. Kedepan nama Lesbumi harus ada di setiap kegiatan NU. Yang penting eksis dulu!” Tegasnya.

H. Akhwan, Ketua Lesbumi NU Kudus menambahkan bahwa kedepannya Lesbumi akan benar-benar menjadi wadah kesenian bagi warga NU.

“Kedepannya Lesbumi akan mengadakan program-program kesenian seperti lomba teater, lomba vlog, lomba puisi, lomba stand up comedy dan masih banyak lagi. Kedepan juga Lesbumi akan membentuk kelas-kelas pelatihan seni, seperti kelas komedi, kelas menulis, kelas acting, dan lain-lain” Imbuhnya.